Suarakalimantan.com, BANJARBARU – Sebagai instansi pemegang mandat salah satu dari visi misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yakni Kalsel MAJU (Makmur, Sejahtera dan Berkelanjutan) sebagai gerbang Ibukota Negara Baru, Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel mempunyai tantangan yang harus diterjemahkan dengan baik berupa mendukung pertumbuhan ekonomi merata melalui sub sektor perkebunan dan peternakan.
Berbagai program untuk menumbuhkan ekonomi daerah dan mensejahterakan rakyat terutama pekebun dan peternak pun harus terus diupayakan sesuai arahan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor.
Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi menyatakan, selama 2021 berbagai Disbunnak dari sektor perkebunan dan peternakan terus mengalami peningkatan dan beberapa komoditas terus menjadi unggulan.
Ia berujar, untuk komoditas ditahun 2021 pada sub sektor perkebunan ada tiga yaitu kelapa sawit, karet dan kelapa dalam. Yang mana pada tahun 2022 mendatang kopi menjadi yang komoditas ketiga mengganti Kelapa Dalam.
“Namun pengembangan kelapa dalam masih menjadi perhatian kami, namun yang akan kami angkat di 2022 adalah kopi,” katanya pada kesempatan Sosialisasi Program dan Kegiatan Perkebunan dan Peternakan Bersama Insan Media di Kantor Disbunnak Banjarbaru, Kamis (30/12/2021).
Dipaparkannya, untuk komoditas kelapa sawit dengan program strategi nasional untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ada program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang akan makin ditingkatkan lagi ditahun 2022.
“Karena alokasi yang setiap tahunnya terus meningkat, untuk program PSR ini akan terus kami tingkatkan. Saat ini ada lima kabupaten yang menjalankan program ini yakni, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, Banjar, dan Barito Kuala,” paparnya.
Untuk komoditas karet juga akan diteruskan program peremajaan karet rakyat melalui APBD Kalsel 2022.
Kita juga melanjutkan program ekstensifikasi dan diversifikasi perkebunan karet pada tahun 2022 nanti,” katanya.
Ia menambahkan, terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas yang masih rendah dengan melakukan peremajaan karet serta pekebun karet masih bisa menikmati hasil dengan harga wajar.
“Kami meningkatkan produksi dan produktivitas, mendukung hiliralisasinya dan tujuan akhirnya adalah pekebun karet kita masih terus menikmati harga yang wajar,” ucapnya.
Komoditas ketiga lanjutnya adalah tanaman kopi, yang merupakan target baru pengembangan perkebunan di Kalsel.
“Rencananya ada dua jenis kopi yang akan kita kembangkan yaitu jenis Liberika dan Robusta,” kata Suparmi.
Untuk kopi liberika akan dikembangkan di lahan kering daerah Kabupaten Banjar dan beberapa daerah lainnya sementara jenis kopi robusta dikembangkan di wilayah lahan basah seperti Batola.
Adapun terkait sub sektor peternakan, Suparmi menyampaikan, juga akan melanjutkan program prioritas SISKA KUINTIP atau Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Potong berbasis Kemitraan Usaha Inti dan Plasma yang mana ini diperoleh dari arahan dan gagasan Gubernur Kalsel
“Sekarang sudah ada 7 perusahaan yang melakukan MoU untuk mendukung SISKA KUINTIP, dan diluar itu sudah ada investor yang mulai masuk,” katanya.
Program SISKA KUINTIP ini ditambahkan Supami juga didukung program strategis nasional yaitu Si Komandan (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri, SPR (Sentra Peternakan Rakyat, GERBANG PATAS (Gerakan Pengembangan dan Pemanfaatan Pakan Berkualitas, PAPAMANIS ( Pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis, dan PAPA TERTIP (Pengendalian Pemotongan Ternak Betina Produktif).
Serta program asuransi bagi ternak yang mana hanya membayar 40 ribu para peternak tidak cemas kalau terjadi apa-apa dengan ternaknya dan itu bisa diklaim asuransinya,” ucapnya.
Disamping sapi, ia juga menambahkan akan mengembangkan komoditas itik dan kambing.
“Kalsel yang merupakan daerah itik, terlebih itik Alabio juga ada program pengemban itik Alabio,” terangnya. (Faisal)