SuaraKalimantan.com, BANJARMASIN – Kegiatan “Road to Fesyar KTI 2021” dilaksanakan secara online dan offline dengan jumlah peserta terbatas dan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Jum’at (23/7/3021) di Atrium Duta Mall, Banjarmasin.
Kegiatan tersebut turut hadir. Pj Gubernur Kalsel, Safrizal ZA, Ketua DPRD Kalsel, Supian HK atau yang mewakili dari instasi terkait lainnya dan unsur Forkopimda Kalsel.
Pada kata sambutan, Kepala Perwakilan BI Kalsel, Amanlison Sembiring menyebutkan, pandemi Covid 19 telah memberikan tantangan yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia dan dunia.
Dimana “Pandemi Covid 19 yang menghantam perekonomian telah memaksa ekonomi di banyak negara termasuk Indonesia terkontraksi serta mengganggu rantai pasok global. Hal ini mendorong banyak negara untuk mengoptimalkan potensi ekonomi yang dimilikinya melalui transformasi ekonomi,” sebutnya.
Terlebih di tengah implementasi bauran kebijakan nasional akibat pandemi Covid 19, kinerja ekonomi syariah secara umum tumbuh lebih baik jika dibandingkan perekonomian nasional.
Dalam menyemarakkan kegiatan “Road to Fesyar KTI 2021”, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan sharia economic forum secara virtual terkait Model Pemberdayaan Ekonomi Produktif melalui Optimalisasi Dana Ziswaf (Zakat, Infaq, Shodaqoh, dan Wakaf); diseminasi laporan ekonomi dan indeks literasi Syariah, dan kegiatan edukasi ekonomi dan keuangan Syariah.” tutur Amanlison
Selama dua hari kami mengadakan sharia fair melalui pameran UMKM dan Pondok Pesantren yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 – 24 Juli 2021 di Duta Mall, Banjarmasin.
Hal ini mendorong banyak negara untuk mengoptimalkan potensi ekonomi yang dimilikinya melalui transformasi ekonomi.
Menurut Amanlison. Transformasi ekonomi dapat memperkuat struktur perekonomian nasional untuk tumbuh tinggi dan berkelanjutan melalui penguatan sektor unggulan, termasuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Terlebih lagi di tengah implementasi bauran kebijakan nasional akibat pandemi Covid 19, kinerja ekonomi syariah secara umum tumbuh lebih baik jika dibandingkan perekonomian nasional.
Tambah Amanlison. Jika diwakili oleh sektor prioritas dalam pengembangan ekosistem halal value chains, yaitu sektor pertanian, makanan halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim; kontraksi ekonomi syariah Indonesia pada 2020 mencapai -1,72% (yoy), tidak sedalam ekonomi nasional yang mencapai -2,07% (yoy).
Hal ini mengingat prinsip dasar ekonomi syariah yang pada dasarnya mendorong optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang akan selalu berujung pada aktivitas ekonomi riil secara produktif dan seimbang.
Ekonomi syariah mengedepankan kemitraan yang berkeadilan, mencegah spekulasi non-produktif yang dapat memicu ketidakstabilan, serta memandang kelestarian alam sebagai amanah yang harus dijaga.
Karena itu, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional menjadi bagian penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.” imbuhnya.
Sedangkan Pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah nasional dapat tercermin dari data Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan, terkait Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Bulan April 2021 yang tumbuh sebesar 7,6% (Ytd) menjadi 1.539 Triliun Rupiah.
Amanlison menuturkan. Perkembangan ekonomi syariah juga tercermin dari data pangsa sektor Halal Value Chain terhadap pertumbuhan ekonomi domestik sebesar 24,86% di tahun 2020, melanjutkan tren peningkatan selama 4 tahun terakhir.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Bank Indonesia bersama Pemerintah dan otoritas terkait lainnya terus bersinergi dalam mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah melalui kebijakan pengembangan ekonomi syariah nasional yang semakin fokus, ditandai dengan penetapan peraturan presiden No. 28 tahun 2020 tentang Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).” tuturnya.
Sebagai anggota KNEKS, Bank Indonesia memiliki visi untuk mendukung terwujudnya Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah global melalui pengembangan 3 pilar utama, yakni Pilar pertama adalah Pemberdayaan Ekonomi Syariah dengan strategi utama pengembangan ekosistem halal value chain.
Pilar kedua adalah Pendalaman Pasar Keuangan Syariah yang bertujuan untuk meningkatkan sumber pembiayaan syariah untuk perekonomian, baik melalui keuangan komersial maupun sosial syariah, ataupun integrasi keduanya.
Dan terakhir, pilar ketiga adalah Penguatan Riset, Asesmen, dan Edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah.” ungkap Amanlison.
Adapun Kegiatan “Road to Fesyar KTI 2021” pada kali ini merupakan implementasi program ekonomi syariah Bank Indonesia di Kawasan Timur Indonesia yang mendukung pilar Penguatan Riset, Asesmen, dan Edukasi.
Disamping juga sebagai informasi, Fesyar atau Festival Ekonomi Syariah adalah event syariah terbesar di Indonesia yang terdiri dari Sharia Economic Forum dan Sharia Fair.
Melalui kegiatan “Road to Fesyar KTI 2021”, kami berharap dapat mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Kalimantan Selatan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Diketahui sebagai informasi, UMKM Kalimantan Selatan yang mengikuti sharia fair pada hari ini merupakan UMKM unggulan yang telah lulus kurasi Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA).
Diantaranya yakni, Duan Sasirangan Geliat Tenun Pagatan Refa Gallery Casheila Creative, dan Kukis Talipuk Wadaikoe Juga, 2 UMKM unggulan Kalimantan Selatan, yaitu Refa Gallery dan Kukis Talipuk Wadaikoe, telah lulus kurasi untuk mengikuti pameran di Singapura dalam kegiatan Program Akselerasi UMKM Berorientasi Ekspor (PAMOR BORNEO) di Singapura pada tanggal 28 Juli hingga 18 Agustus 2021.” ungkap Kepala Perwakilan BI Kalsel, Amanlison Sembiring.
Sementara Pj Gubernur Kalsel, Safrizal ZA, mengatakan, melalui FESyar ini diharapkan dapat mendorong ekonomi dan keuangan syariah untuk terus maju dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya di Kalsel.
“Dari data statistik menunjukkan, bahwa pertumbuhan ekonomi syariah ini maju cukup pesat. Karena prinsip-prinsip syariah ini, di samping mudah juga sesuai dengan mayoritas masyarakat Indonesia yang muslim,” katanya, usai membuka kegiatan FESyar 2021.
Kemudian di antara prinsip-prinsip syariah tersebut adalah untuk kesejahteraan bersama. Tidak memupuk kekayaan pada satu pihak, tapi mendistribusikan hasil pendapatan untuk semua.” ujar Safrizal,
“Prinsipnya kerjasama dan menghindarkan riba. Semoga, dengan mendorong ekonomi syariah ini, terutama bagi Kalsel yang religius, ekonomi dapat terus berjalan. Baik itu level besar hingga level UMKM. Di mana, UMKM ini merupakan pangsa terbesar perkonomian kita hingga mencapai 96 sampai 98 persen jumlahnya. Mudah-mudahan di kuartal II dan III ekonomi Kalsel lebih positif,” tutup Pj Gubernur Kalsel. Safrizal ZA (@tim/sk)
Editorial : Muhammad Hatim