Partai MASYUMI Kembali Bangkit di 2021

Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (bahasa Inggris: Council of Indonesian Muslim Associations) atau disingkat menjadi MASYUMI, adalah sebuah partai politik Islam terbesar di Indonesia selama Era Demokrasi Liberal di Indonesia. Partai ini dilarang pada tahun 1960 oleh Presiden Sukarno karena diduga mendukung pemberontakan PRRI.

Partai MASYUMI adalah nama yang diberikan kepada sebuah organisasi yang dibentuk oleh Jepang yang menduduki Indonesia pada tahun 1943 dalam upaya mereka untuk mengendalikan umat Islam di Indonesia.

Tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 7 November 1945 sebuah organisasi baru bernama Masyumi terbentuk.

Dalam waktu kurang dari setahun, partai ini menjadi partai politik terbesar di Indonesia. Partai Masyumi termasuk dalam kategori organisasi Islam, sama seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Selama periode demokrasi liberal, para anggota MASYUMI duduk di Dewan Perwakilan Rakyat dan beberapa anggota dari partai ini terpilih sebagai Perdana Menteri Indonesia, seperti Muhammad Natsir dan Burhanuddin Harahap.

Partai MASYUMI menduduki posisi kedua dalam pemilihan umum 1955. Mereka memenangkan 7.903.886 suara, mewakili 20,9% suara rakyat, dan meraih 57 kursi di parlemen. Masyumi termasuk populer di daerah modernis Islam seperti Sumatera Barat, Jakarta, dan Aceh. 51,3% suara Masyumi berasal dari Jawa, tetapi MASYUMI merupakan partai dominan untuk daerah-daerah di luar Jawa, dan merupakan partai terdepan bagi sepertiga orang yang tinggal di luar Jawa.

Di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi, MASYUMI memperoleh jumlah suara yang signifikan. Di Sumatra, 42,8% memilih Masyumi, kemudian jumlah suara untuk Kalimantan mencapai 32%, sedangkan untuk Sulawesi mencapai angka 33,9%.

Pada tahun 1958, beberapa anggota MASYUMI bergabung dengan pemberontakan PRRI terhadap Soekarno. Sebagai hasilnya, pada tahun 1960 MASYUMI bersama dengan Partai Sosialis Indonesia dilarang.

Baca Juga:  Simak Apa Kata Ketua PMKRI Samarinda dan Banjarmasin Terkait KSR 

Setelah pelarangan tersebut, para anggota dan pengikut MASYUMI mendirikan Keluarga Bulan Bintang (bahasa Inggris: Crescent Star Family) untuk mengkampanyekan hukum syariah dan ajarannya. Sebuah upaya untuk membangkitkan kembali partai ini selama masa transisi ke Orde Baru sempat dilakukan, tetapi tidak diizinkan. Setelah kejatuhan Soeharto pada tahun 1998, upaya lain untuk membangkitkan partai ini kembali dilakukan, tetapi para pengikut MASYUMI mendirikan Partai Bulan Bintang, yang berpartisipasi dalam pemilihan legislatif tahun 1999, 2004, dan 2009.

Dengan izin Allah SWT, kini Partai MASYUMI bangkit kembali disaat Islam dalam keadaan terzhalimi oleh berbagai kalangan, dari itu, semoga dengan bangkitnya Partai MASYUMI ini, Islam akan bangkit dan kejayaannya akan berkibar kembali.

Islam pernah jaya ditahun 750 M – 1258 M disaat zaman pada masa ketika para filsuf, ilmuwan, dan insinyur dari Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri.

Partai MASYUMI sekarang di pimpin oleh Dr. Ahmad Yani, S.H.,M.H sebagai Ketua Umum dan Dr. TB Massa Djafar sebagai Sekretaris Jenderal.

Untuk Struktur Kepengurusan Majelis Syura Pusat Partai MASYUMI sebagai Ketua adalah bapak Dr. Abdullah Hehamahua seorang laki-laki kelahiran Ambon 18 Agustus 1948, sedangkan untuk Sekretaris dipangku oleh bapak Dr. Abbas Thaha, MM. B.E.E. seorang laki-laki kelahiran Payakumbuh 27 Juli 1945.

Untuk Pengurus Wilayah Majelis Syura Partai MASYUMI Kalimantan Selatan di Ketuai oleh bapak Dr. H. Muhammad Uhaib As’ad, MSi, dan H. Said Ali Fachir Assegaf, SH, MH sebagai Sekretaris, sedangkan untuk Pengurus Harian sebagai Ketua adalah bapak Ir. Habib Jaidit Alkaf serta H. Aspihani Ideris, S.AP, SH, MH sebagai Sekretaris.

Baca Juga:  Aliansi PAPEDA: Perdamaian Adalah Yang Patut Kita Utamakan

Merdeka, Merdeka, Merdeka!!!

Dibaca 726 kali.

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top