
Banjarmasin, SuaraKalimantan.com – Kampung Pariangan merupakan salah satu kampung yang ada di Kec. Padang Batung kota Kandangan, kecamatan Padang Batung sendiri merupakan daerah budaya dimana daerah ini tidak terlepas dari peran sejarah dalam pergerakan kemerdekaan menghadapi penjajah, maka tak heran disekitar wilayah ini terdapat jejak-jejak peninggalan ataupun benda-benda bersejarah pada masa penjajah.
Kampung Pariangan terletak di desa Batu Bini Kecamatan Padang Batung, Kabupaten HSS (Kandangan), Kalimantan Selatan yang berjarak 30 km dari pusat kota Kandangan.
Merupakan kampung yang tergolong tertinggal, kampung dengan kondisi geografis berupa dataran tinggi atau pegunungan Meratus – Loksado. Sehingga menyebabkan kampung ini terisolir, ditambah lagi insfrastruktur jalan yang hanya berupa jalan setapak untuk menghubungkan ke desa tetangga yaitu desa Malilingin.
Kampung Pariangan yang mempunyai luas wilayah 203,93 Km², jumlah penduduk 2,057 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 1,047 jiwa perempuan 1,010 jiwa, penduduk mayoritas suku Banjar berjumlah 2.050 jiwa dan suku Jawa 19 Jiwa. Mata pencaharian masyarakat mayoritas sebagai petani. Latar belakang Pendidikan SD 20 persen, SMA 30 persen, dan sisanya putus sekolah tidak tamat SD 10 persen.
TMMD ke 110 yang dilaksanakan Kodim 1003/Kandangan terdapat dua sasaran yaitu sasaran fisik dan non fisik, untuk sasaran fisik berupa peningkatan jalan sepanjang 1.300 meter dengan lebar 6 meter sebagai jalan pendekat yang menghubungkan dua desa yaitu kampung Pariangan dengan desa Malilingin.
Sebelumnya merupakan jalan setapak dengan kondisi tidak rata dengan ketinggian dan curam, kemudian akan dibuka menjadi jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor baik itu roda 2 maupun roda 4.
Sasaran fisik lainnya pembuatan jembatan gelagar baja dengan ukuran 5 m x 6 m jembatan yang semula bersifat sementara dirubah menjadi jembatan permanen, terdapat juga sasaran tambahan berupa pembuatan teras mushola, tempat wudhu dan gudang mushola yang kondisinya sudah rusak.
Terdapat juga bedah 2 buah rumah milik masyarakat setempat agar memenuhi syarat kesehatan dengan ukuran 4x6m atas usulan masyarakat dan juga pemerintah daerah, yakni milik Aran (59) Pekerjaan petani dan Manasiah, (74) Pekerjaan juga petani.
Terdapat juga untuk sasaran non fisik diantaranya penyuluhan wawasan kebangsaan, penyuluhan pertanian, penyuluhan perikanan, sosialisasi penanggulangan bencana alam, membangun desa pariwisata, Posyandu, Posbindu, Stunting, Sosialisasi tertip lalu lintas, sosialisasi sinergi, Promosi, literisasi masyarakat desa perairan dan pesisir, penyuluhan KB kesehatan dan dampak pernikahan dini serta kegiatan Bakti Sosial lainnya.
TMMD ke 110 ini berbeda dengan pelaksanaan TMMD sebelumnya selain dilaksanakan di masa Pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum adanya tanda-tanda berakhirnya pandemi, TMMD 110 ini dilaksanakan sosialisasi tentang pencegahan penyebaran Covid-19 dan juga pembagian masker kepada masyarakat.
Akibat dari pandemi Covid-19 ini menimbulkan berbagai dampak dimasyarakat seperti berdampak pada ekonomi, juga berdampak pada proses belajar tatap muka siswa kampung Pariangan, dengan kondisi geografis ditambah lagi tidak tersedianya jaringan internet sehingga proses belajar secara daring sulit untuk dilaksanakan.
Anak di desa pariangan masih banyak yang putus sekolah dasar ataupun tidak meneruskan kejenjang yang lebih tinggi, hal ini di karenakan rumah mereka menuju ke tempat sekolah yang ada di desa Malilingin harus memutar sejauh lebih dari 13 Km dengan melewati hutan dan ketinggian.
Padahal anak-anak dari desa pariangan tergolong anak yang rajin dan cerdas hal tersebut dibuktikan adanya kegiatan TMMD dengan bersinergitas antara TNI dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Povinsi Kalimantan Selatan dengan melakukan belajar melalui mobil perpustakaan keliling, mereka sangat antusias dalam mengikuti program belajar tersebut.
Editor : Hatim Darmawe