suarakalimantan.com, Banjarmasin – Putra, saksi dalam kasus pengeroyokan yang menewaskan Muhammad Wildan (20) pada 5 Februari dini hari lalu mendatangi markas Satreskrim Polresta Banjarmasin, Kamis, (25/02/2021).
Ia datang bersama paman korban, Halim. Selama tiga jam saksi diperiksa di ruang penyidik.
Putra adalah teman Wildan, mahasiswa FKIP Universitas Lambung Mangkurat yang menjadi korban peristiwa berdarah tersebut.
“Kurang lebih selama tiga jam. Saya duduk di sampingnya. Menyimak proses pemeriksaan,” ucap Halim.
Kasat Reskrim Kompol Alfian Tri Permadi mengatakan, kasus ini masih dalam penyelidikan. “Benar, tadi kami memeriksa teman korban. Pertanyaan seputar insiden pengeroyokan itu,” ujarnya.
Alfian mengatakan, sayang, saksi lebih banyak menjawab tidak tahu. “Kami akan mencari keterangan tambahan dari si penjual nasi goreng,” tambahnya.
“Doakan saja semoga ada titik terang,” tutupnya.
Putra adalah saksi peristiwa pengeroyokan dan penusukan terhadap Wildan saat mencari makanan di Jalan Lingkar Dalam Selatan pada malam nahas tersebut.
Pada saat itu korban sedang menunggu pesanan nasi gorengnya, pada saat bersamaan di situ ada tersangka juga mengantri di warung tersebut. Tak lama kemudian ponsel tersangka berdering, spontan korban melihat ke arah tersangka.
Rupanya tersangka tidak senang dengan pandangan korban terhadapnya. Cekcokpun tidak dapat di hindarkan, sejurus kemudian dua orang mengeroyok dan menikam korban dengan senjata tajam yang di bawanya.
Korban menirma sebanyak 5 tusukan yang bersarang di tubuhnya, dan paling parah adalah di bagian perut.
Dengan cepat korban langsung di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin.
Sepekan dirawat di Rumah Sakit, korban pulang ke rumah orang tuanya di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu. Sehari kemudian, mahasiswa semester IV jurusan IPS itu mengembuskan napas terakhir pada Senin (22/02/2021) siang.
Dikonfirmasi terpisah, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banjarmasin minta pihak kepolisian segera mengungkap kasus pengeroyokan dan penusukan terhadap Muhammad Wildan (20) yang merupakan salah seorang mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Dimana akibat luka yang dideritanya mahasiswa asal Tanah Bumbu tersebut akhirnya meninggal dunia.
Hal itu disampaikan Ketua Umum HMI Cabang Banjarmasin, Muhammad Faisal Akbar.
Ia berharap agar aparat hukum segera mengusut tuntas kasus tersebut dan meringkus dua pelaku yang telah melakukan penganiayaan terhadap korban.
(Faisal)