SUAKA – BATULICIN. Meroketnya harga eceran gas elpiji ukuran 3 Kg atau sering disebut tabung melon yang sudah mencapai Rp 50 ribu per tabung sudah menimbulkan keresahan warga Satui.
Menanggapi hal tersebut forum koordinasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam) Satui menggelar rapat koordinasi dan monitoring ke pangkalan beberapa waktu lalu.
Plt. Camat Satui M. Taufik, S.sos kepada suarakalimantan.com Jum’at,(12/2/2021) malam menyampaikan
Rapat koordinasi yang dihadiri seluruh Kepala Desa dan semua Pemilik Pangkalan LPG yang ada dikecamatan Satui, membahas tentang pendistribusian elpiji 3 kg yang sekarang langka dan harga yang sangat tinggi.
Menurut Taufik, “berdasarkan hasil rapat kemaren harga melonjak itu justru penjual yang membelinya di Penajam kalimantan Timur. Sehingga masih kurangnya pasokan dari Agen untuk Satui dan sekitarnya.” Terang Camat.
Ia berharap mudah – mudahan akses jalan kawasan Pelaihari yang sempat terputus segera pulih kembali sehingga jalur pendistribusian kembali lancar dari Banjarmasin.
“Harga rata – rata dipangkalan relatif normal Rp 22 ribu per tabung ukuran 3 Kg disalah satu pangkalan yang ada di Desa Sungai Cuka,” ujar M. Taufik
Seperti yang sudah diberitakan dimedia ini sebelumnya, penyebab kelangkaan gas subsidi seperti yang telah dipaparkan Kepala Disdagri Tanah Bumbu H. Deny Harianto,
Menurut Deny, kelangkaan gas melon dikabupaten Tanah Bumbu karena disebabkan akses jalan penghubung antar kabupaten yang sempat terputus pasca banjir di Tanah laut.
“Pendistribusian dari Banjarmasin yang semula dari Agen yang biasanya sekali angkut bermuatan 30 ton dan sekarang setelah terjadinya musibah banjir, dan ada jembatan terputus dikawasan Pelaihari serta adanya pembatasan muatan yang di perbolehkan melintas hanya 5 ton saja,” jelas H. Deny Harianto.
Penulis : barlis