BANJARMASIN, SuaraKalimantan.com – Perekonomian global terus menunjukkan pemulihan dan diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2021.
Pemulihan ekonomi didukung oleh implementasi vaksinasi Covid-19 di banyak negara serta keberlanjutan stimulus kebijakan fiskal dan moneter.
Perekonomian Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), serta sejumlah negara maju seperti Eropa dan Jepang, dan negara berkembang seperti India dan ASEAN menunjukkan perbaikan ekonomi.
Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur dan jasa di AS, Tiongkok dan India melanjutkan fase ekspansi. Indeks keyakinan konsumen di Tiongkok dan kawasan Eropa juga terus membaik, serta terjadi peningkatan keyakinan bisnis di banyak negara yang mendorong berlanjutnya kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas dunia.
Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global diprakirakan menurun seiring dengan ekspektasi perbaikan perekonomian global. Perkembangan ini kembali mendorong aliran modal ke negara berkembang dan menopang mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan IV 2020 melanjutkan perbaikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2020 mengalami perbaikan kontraksi dibanding triwulan III 2020 yaitu dari -3,49% (yoy) menjadi -2,19% (yoy). Perbaikan ekonomi domestik triwulan IV 2020 ditopang realisasi stimulus dan kontribusi positif sektor eksternal.
Perkembangan sejumlah indikator pada Desember 2020 mengindikasikan perbaikan yang terus berlangsung, seperti aktivitas ekspor dan impor yang meningkat, PMI manufaktur yang membaik, serta ekspektasi penjualan dan keyakinan konsumen yang masih tetap baik.
Program vaksin nasional yang telah dimulai pada awal Januari 2021 dan diikuti dengan penerapan protokol Covid-19 diharapkan dapat mendukung proses pemulihan ekonomi domestik.
Selain itu, sinergi seluruh pihak terkait baik pemerintah maupun swasta dalam mengimplementasikan 5 (lima) langkah kebijakan diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi.
Lima kebijakan tersebut adalah
pertama pembukaan sektor-sektor produktif dan aman secara nasional maupun di masing-masing daerah, kemudian akselerasi stimulus fiskal, disamping penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, walaupun kelanjutan stimulus moneter dan makroprudensial, serta percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya terkait pengembangan UMKM.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan (KPw BI Kalsel) Amanlison Sembiring
mengatakan. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan meningkat secara bertahap pada 2021. Dalam pers rilis yang diterima, Selasa (09/02/2021)
Bank Indonesia mengarahkan bauran kebijakan akomodatif serta memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk terus mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Optimisme perbaikan perekonomian Kalimantan Selatan pada tahun 2021 juga terus berlanjut.” ujar Amanlison.
Berdasarkan data BPS, secara tahunan, perekonomian Kalimantan Selatan pada Triwulan IV 2020 mengalami perbaikan kontraksi sebesar 2,94% (yoy), dibandingkan dengan Triwulan III 2020 yang kontraksi sebesar 4,94% (yoy).
Keyakinan terhadap perbaikan perekonomian sejalan dengan kenaikan harga-harga komoditas utama Kalimantan Selatan seperti batubara dan CPO serta peningkatan permintaan dari negara mitra.
Optimisme pemulihan ekonomi tersebut didukung oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui perumusan berbagai strategi dalam rangka peningkatan serapan belanja daerah (APBD) seperti prioritas pencairan anggaran pada kegiatan-kegiatan yang berdampak luas pada masyarakat/padat karya.
Kemudian melakukan percepatan pengadaan barang dan jasa secara transparan, akuntabel, serta optimalisasi pemanfaatan aset daerah dan optimalisasi anggaran kontraktual pada kegiatan prioritas termasuk pemantauan progress penyelesaiannya.
Terkait stimulus fiskal (program PEN), perangkat daerah terus mendorong percepatan dan perluasan serapan agar penyaluran berjalan lancar dan tepat sasaran.
Disamping itu, optimalisasi transaksi ekonomi dan keuangan digital yang tumbuh positif sejalan dengan preferensi dan akseptasi masyarakat dalam penggunaan platform dan instrumen digital di era Adaptasi Kebiasaan Baru, perlu terus didorong.
Jumlah merchant yang terhubung dengan QRIS di Kalimantan Selatan terus meningkat dari 58.238 merchant pada bulan Desember 2020 meningkat 6,13% menjadi 61.809 merchant pada bulan Januari 2021.
Transaksi e-commerce pada Desember 2020 juga mengalami kenaikan baik secara nominal maupun volume masing-masing sebesar 21,85% dan 23,64%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang meningkat sebesar 5,48% dan 9,68%.
Inflasi Kalimantan Selatan pada Januari 2021 tercatat sebesar 1,20% (yoy). Berdasarkan data BPS, secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 1,68% (yoy).
Secara bulanan, pada Januari 2021 Kalimantan Selatan mengalami deflasi sebesar 0,17% (mtm), berbeda arah dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,79% (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi oleh deflasi pada komoditas angkutan udara, sejalan dengan normalisasi permintaan pasca HBKN Natal dan tahun baru.
Pada bulan Februari 2021, Kalimantan Selatan diprakirakan akan mengalami inflasi sejalan dengan tarif angkutan udara yang mulai stabil dibanding bulan sebelumnya.
Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga inflasi di kisaran sasarannya 3,0±1% pada 2021.” kata KPw BI Kalsel) Amanlison Sembiring .(Hms BI/@tim)
Editorial : M. Hatim Darmawi
Redaksi, SuaraKalimantan.com