SUAKA – KALSEL. Di TENGAH MUSIBAH banjir seperti sekarang di Kalimantan Selatan, kondisi masyarakat khususnya di Kabupaten Banjar mulai sangat memprihatinkan.
Selain menghadapi persoalan rumah terendam air akibat banjir, kebutuhan pokok yang terbatas, kini persoalan baru mulai muncul lagi. Bahkan dikabarkan, gas elpiji untuk wilayah Sungai Tabuk, Banjarmasin, Gambut, Kertak Hanyar hingga sampai di Banjarbaru mulai langka. Selain itu, tagihan listrik dari pihak PLN kerap tanpa kompromi.
“Saya baru mendapatkan kabar dari masyarakat di Sungai Tabuk, gal elpiji sudah mulai langka. Padahal, banyak masyarakat di sana yang menampung pengungsi banjir. Ini harus menjadi perhatian pihak Pertamina. Tolong dibantu masyarakat yang terdampak banjir, kasihan mereka. Sudah mengalami banjir, kemudian gas elpiji lagi yang langka,” ujar Gusti Abidinsyah saat dihubungi awak media ini, Kamis (21/1/2020).
Kalau gas elpiji langka atau susah dicari, sambungnya, lantas bagaimana masyarakat bisa memasak untuk kebutuhan urusan perut.
“Apakah masyarakat harus menggunakan kayu bakar, sedangkan saat ini kondisi daerah lagi banjir dan semua kayu bakar pasti terendam air. Saya harap pihak Pertamina bisa bersikap bijak melihat persoalan ini. Lakukan pemantauan di pasar-pasar, apa penyebab gas elpiji mulai langka di wilayah Sungai Tabuk, Kertak Hanyar, Gambut dan sekitarnya,” ungkapnya.
Ditambahkan, informsi yang dia terima dari warga Sungai Tabuk, ia mengaku sudah berkeliling mau membeli gas elpiji dari Sungai Tabuk, ke Banjarmasin, Kertak Hanyar, Gambut hingga ke Landasan Ulin. Namun semua pangkalan yang menjual, rata-rata tidak punya stok. Sebagian lain pangkalan banyak yang tutup.
“Warga yang mencari gas elpiji tadi mengaku, sudah enam hari ini menampung pengungsi sebanyak 20 orang lebih. Bahkan biasanya gas elpiji tersebut banyak di jual di SPBU dan Indomaret, namun tetap saja kosong, kata warga Sungai Tabuk tadi bercerita ke saya” ucap Abidinsyah.
Selain persoalan gas elpiji, ujar politisi dari Partai Demokrat ini, dia juga mengingatkan kepada pihak PLN agar lebih bijaksana melihat persoalan yang tengah dihadapi para korban banjir. Jangan sampai para korban banjir yang sudah kesulitan dibebani dengan tagihan listrik yang tidak mau kompromi.
“Biasanya, pelanggan listrik yang tidak bisa membayar, akan disanksi pemutusan secara sepihak. Nah, saya khawatir, para korban banjir ini kan banyak yang tidak bisa melakukan aktivitas rutin, termasuk menjalankan usahanya. Jangankan memikirkan bayaran tagih-tagihan, memikirkan isi perut dan keadaan rumah saja mereka butuh bantuan. Oleh sebab itu, saya sarankan kepada pihak PLN agar bisa menginventarisir korban yang terdampak banjir, kemudian berikan kebijakan khusus kepada mereka agar tetap bisa menikmati listrik, jangan asal putus,” ungkapnya.
Mengapa dia mengingatkan kedua BUMN tersebut, karena kedua BUMN itu merupakan mitra dari Komisi III di legeslatif Kalimantan Selatan.
Redaksi suarakalimantan.com
DARURAT BANJIR LANDA KALSEL
Sudah seminggu air deras menggenangi sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan, berdampak lumpuhnya perekonomian dan menghancurnya ribuan hektar ladang sawah, kebun pertanian masyarakat, rumah tinggal serta tidak sedikit infrastruktur jalan dan jembatan juga hancur di buatnya.
Media online SUARAKALIMANTAN.com membuka DONASI Banjir Kalsel. Sumbangan anda bisa di transferkan kerekening BNI : 0803540308 ataupun rekening BRI : 453401014856531 An. Aspihani Ideris (Pimpinan Umum Suara Kalimantan), No. HP/WA : +62811506881
Konfirmasi bantuan di kontak Person :