BATULICIN, suarakalimantan.com – Seorang petani karet ini mengaku sudah kebingunan, kemana lagi ia bersama 14 Kepala Keluarga (KK) lainnya yang bermukim di jalan Citrawati RT06 Desa Makmur Mulia kecamatan Satui kabupaten Tanah Bumbu.
Mengadu permasalahan akses jalan menuju kepemukimannya yang kerap longsor, sehingga ia kuatir akan keselamatannya dan keluarga.
Syahruji (45) yang saat itu sedang menyadap karet menghampiri kru media ini yang kebetulan melintas Minggu, (17/1/2021) siang. Ia menceritakan bahwa dulu jalan menuju pemukiman tempat tinggalnya bagus, namun setelah adanya aktivitas pertambangan jalan kerap longsor.
“Kami sering swadaya pak, bersama warga lainnya untuk memperbaiki jalan ini” ucap Syahruji sambil menunjuk ke arah jalan.
Menurutnya, “semula jalan itu dibibir tambang ini, akan tetapi karena longsor jadi dipindahkan oleh warga agak keatas, akan tetapi tidak membuat kami tenang pasalnya apabila musim hujan ancaman longsor selalu menghantui kami,” bebernya.
Selain mengeluhkan perihal jalan lelaki yang hidup hampir mendekati setengah abad itu juga bigung dengan sikap perusahaan yang tebang pilih dalam membebaskan lahan warga.
“Pasalnya lahan warga yang didepan-depan sana sudah diganti untung oleh pihak perusahaan sedangkan kami yang dibelakang sini tidak, kenapa? ” tanya pria yang sehari – harinya disapa abah Sala.
Diperjelas oleh rekannya, tepat didepan jalan yang longsor itu rumah warga yang sudah dibebaskan oleh perusahaan, jadi apabila jalan itu putus maka bukan merupakan tanggung jawab perusahaan, sebab perusahaan sudah membebaskan jalan tersebut.
“Lantas kami yang tinggal bermukim dibelakang ini bagaiman, apakah ingin ditenggemkan,” tukasnya.
Tolong kepada pihak terkait, membatu kami sebagai warga yang mempunyai hak yang sama atas ketenangan dan kenyamanan hidup bermasyarakat, pungkasnya. (barlis)