BANJARMASIN, SuaraKalimantan.com – Inflasi Pada November 2020, Kalimantan Selatan mengalami inflasi sebesar 0,69% (mtm) dan 0,88% (ytd) serta 1,31% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, Kalimantan mengalami inflasi sebesar 0,45% (mtm), 0,97% (ytd) dan 1,31% (yoy). Secara nasional, inflasi pada November 2020 sebesar 0,28% (mtm), 1,23% (ytd) dan 1,59% (yoy).
Terdapat tiga kota penghitung inflasi di Kalimantan Selatan, yakni Banjarmasin, Tanjung, dan Kotabaru yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,75% (mtm), 0,71% (mtm) dan 0,10% (mtm).
Berdasarkan kelompoknya, inflasi Kalimantan Selatan pada November 2020 terutama bersumber dari kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,52% (mtm), transportasi sebesar 1,22% (mtm) dan makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,22% (mtm).
Kelompok pakaian dan alas kaki mengalami inflasi sejalan dengan peningkatan belanja terutama mendekati momen HBKN Natal 2020 dan tahun baru 2021.
Kelompok transportasi mengalami inflasi didorong oleh bahan bakar rumah tangga (BBRT) dan peningkatan tarif angkutan udara seiring dengan peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat. Adapun inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau didorong oleh peningkatan harga komoditas daging ayam ras, bawang merah dan telur ayam ras.
Berdasarkan komoditas pendorong inflasi, bersumber dari angkutan udara, daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras dan bahan bakar rumah tangga. Adapun komoditas yang menahan inflasi dengan andil terbesar adalah emas perhiasaan, sepeda motor, kacang panjang, bayam dan ikan tongkol.
Secara keseluruhan inflasi Kalimantan Selatan tahun 2020 diprakirakan lebih rendah dari batas bawah sasaran inflasi nasional sebesar 3,0±1%.
Data Pasokan Pangan Kalimantan Selatan (7 Desember 2020)
Secara umum, pasokan pangan di Kalsel masih terkendali dan stok yang ada masih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan konfirmasi dengan instansi terkait, data pasokan pangan tercatat sebagai berikut:
Beras Pasokan beras mencukupi sejalan dengan adanya aktivitas panen di Kalimantan Selatan.
Minyak Goreng Berdasarkan informasi dari instansi terkait, pasokan minyak goreng secara umum cukup dan dapat memenuhi kebutuhan hingga 4 bulan ke depan.
Gula Pasir Harga berangsur normal seiring dengan penambahan pasokan dan dapat memenuhi kebutuhan hingga 7 bulan ke depan.
Tepung Terigu Pasokan tepung terigu mendapatkan pasokan dari Jakarta, dan masih dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Bawang Merah Ketersediaan bawang merah cenderung menurun pasca panen raya.
Bawang Putih Ketersediaan pasokan cenderung menurun dengan belum adanya tambahan pasokan baru pasca pembukaan izin impor.
Daging Ayam Ras Pasokan dalam kondisi surplus dan didistribusikan ke wilayah lain.
Telur Ayam Ras Pasokan dalam kondisi yang surplus dan mampu memenuhi permintaan masyarakat. Kelebihan pasokan akan didistribusikan ke wilayah lain.
Dalam rangka mendorong ketahanan pangan dan peningkatan produksi yang diharapkan dapat berkontribusi pada kestabilan harga, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan telah melakukan pelatihan dan pendampingan kepada beberapa klaster binaan/kelompok tani disektor pertanian, peternakan, perikanan serta UMKM/ekonomi kreatif. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain:
Pelatihan Pembibitan dan Budidaya Udang Windu di Unit Pelaksana Daerah (UPTD) Balai Benih dan Kesehatan Ikan (BBKI) Dinas Perikanan Kabupaten Kotabaru yang diikuti oleh 40 orang yang tergabung dalam 3 kelompok pembibitan udang dan 18 orang dari pembudidaya udang.
Pelatihan Petani Milenial 2020 di Kab Tabalong. Peserta diberikan pelatihan penggunaan 3 jenis aplikasi digital yaitu aplikasi untuk petani, aplikasi untuk nelayan dan aplikasi untuk gembala yg berbasis android, dengan harapan para pengguna dapat memasukan data dan informasi kedalam aplikasi tersebut terkait kegiatan usahanya mulai dari input sampai output.
Pelatihan Budidaya Secara Organik Kepada Kelompok Peternak Itik Balagung Tambah Jaya Desa Kayakah dan Kelompok Ternak Ayam Kaldo Ponpes Raudhatul Amin Desa Teluk Baru, di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Pertumbuhan Merchant QRIS, RTGS, SKNBI, ATM, Kartu Kredit, E-Commerce di Kalimantan Selatan
Total jumlah merchant QRIS secara nasional sebanyak 5.459.644 merchant dan di Kalimantan sebanyak 240.418 merchant (atau 4,4% dari nasional). Sebaran jumlah merchant QRIS di Kalimantan sebagai berikut: a. Kalimantan Timur, 91.433 merchant, b. Kalimantan Selatan 53.716 merchant, c. Kalimantan Barat, 53.681 merchant, d. Kalimantan Tengah, 31.368 merchant dan e. Kalimantan Utara 10.220 merchant. Sumbangan Kalsel terhadap jumlah merchant QRIS di Kalimantan sebesar 22,34% sedangkan di nasional sebesar 1%.
Sejalan dengan semakin meningkatnya penggunaan transaksi berbasis digital di Kalimantan Selatan, jumlah merchant yang sudah onboarding QRIS juga menunjukkan peningkatan.
Tercatat jumlah merchant QRIS di Kalsel pada November 2020 sebanyak 53.716 merchant QRIS yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Kalsel, mengalami peningkatan sebesar 8,48% dari Oktober 2020 yang tercatat sebesar 49.517 merchant.
Transaksi Real-Time Gross Settlement (RTGS) di Kalsel pada November 2020 secara nominal mengalami kontraksi sebesar 7,50%, lebih rendah dibandingkan Oktober 2020 yang tumbuh sebesar 6,09%. Namun, secara volume transaksi RTGS pada periode yang sama mengalami kenaikan sebesar 11,26% dibandingkan Oktober 2020.
Selanjutnya transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada November 2020 secara nominal dan volume mengalami kenaikan sebesar 21,15% dan 21,70% apabila dibandingkan Oktober 2020. Hal ini sejalan dengan meningkatnya konsumsi LNPRT menjelang PILKADA 2020.
Transaksi ATM Debet di Kalsel pada Oktober 2020 secara nominal dan volume mengalami kenaikan sebesar 20,91% dan 14,77% bila dibandingkan September 2020. Selanjutnya, transaksi kartu kredit secara nominal maupun volume pada Oktober 2020 mengalami kenaikan sebesar 18,3% dan 32,7% bila dibandingkan September 2020.
Adapun dari data nominal dan volume transaksi e-commerce di Kalsel pada pada Oktober 2020 mengalami kenaikan sebesar 9,77% dan 14,44% dibandingkan September 2020. Hal ini didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi.
Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Percepatan Implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemda (ETP) & Pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) wilayah Kalimantan Selatan
Bank Indonesia menginisiasi kegiatan rakor percepatan implementasi ETP dan pembentukan TP2DD pada tanggal 25-26 November 2020 yang dihadiri oleh seluruh Bakeuda, Bapenda, BPKAD, BPPRD Pemda di tingkat Provinsi maupun Kota/Kabupaten di Kalsel dan BPD Kalsel beserta narasumber dari Kemendagri.
Hal ini sebagai wujud untuk mendorong percepatan ETP dengan strategi pengelolaan keuangan daerah yaitu urgensi satu data satu sistem, dimana sebelumnya telah diterbitkan PMDN No. 70/2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) yang penerapannya untuk pelaksanaan APBD TA 2021.
BI bersama Pemerintah terus mendukung program ETP untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi penerimaan daerah, serta mendorong efektivitas pengelolaan dana Pemda dengan tetap mengedepankan transparansi dan good governance. Selanjutnya, adanya Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang diketuai oleh Kepala Daerah dapat mempercepat implementasi ETP.
Keberhasilan implementasi ETP ini tidak hanya diupayakan dari sisi internal, tetapi juga dari sisi eksternal seperti membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat Kalsel terhadap transaksi non tunai.
Salah satu upaya untuk pengembangan ETP melalui perluasan kanal pembayaran adalah menggunakan QRIS (QR Code Indonesian Standard) dimana ini adalah fitur QR yang mempermudah transaksi P2G (Person to Government) seperti pembayaran pajak dan retribusi daerah.(@tim/sk)