Komisi IV DPR Apresiasi Pengembangan Plasma Nuftah Itik Alabio

BANJARBARU, SuaraKalimantan.com – Upaya Kalimantan Selatan dalam pengembangan plasma Nuftah Itik Alabio diapresiasi Komisi IV DPR RI. Langkah strategik dibawah manajerial Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan dinilai mampu mendorong percepatan peningkatan populasi itik sebanyak-banyak di daerah ini.

Apalagi Kalimantan Selatan terus berupaya meningkatkan populasi sekaligus kemurnian itik Alabio dengan menebar sebanyak-banyaknya bibit di sejumlah daerah di provinsi itu untuk dikembangkan.

“Kami mengapresiasi inovasi pengembangan dan strategi yang dilakukan Kalsel untuk meningkatkan populasi plasma nuftah itik Alabio. Hal ini selaras juga dengan Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA) berbasis pertanian yang diluncurkan oleh Kementerian Pertanian, tahun 2019 menebarkan 785.000 bibit itik Alabio di tujuh daerah disini,” terang Anggota Komisi IV DPR RI, Endang Setyawati Tohari saat melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Selatan, Rabu lalu (16/12/2020).

Menurut Endang plasma nutfah itik Alabio yang hidup di rawa-rawa Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) harus bisa menjadi tuan rumah di Kalimantan Selatan, karenannya sudah tepat jika sehingga jumlah populasinya terus dikembangkan.

Berdasarkan laporan yang ia dapatkan dari  Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan, ternyata selain di HSU sebagai sentra itik Alabio, pengembangbiakan itik Alabio juga sudah dilakukan di Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tapin dan Kabupaten Balangan.

“Itik Alabio merupakan salah satu plasma nutfah unggas lokal yang mempunyai keunggulan sebagai penghasil telur. Itik Alabio tidak hanya berperan sebagai sumber pangan dan sumber protein hewani, tetapi juga merupakan sumber pendapatan peternak, menciptakan lapangan pekerjaan, serta sebagai plasma nutfah daerah dan nasional.

Peternakan itik sangat potensial jika dikembangkan dengan serius dan kami selalu support bagi pengembangan-pengembangan seperti ini,” ucap Endang yang terkesan dengan program pengembangan plasma nuftah itik Alabio.

Baca Juga:  Kodam VI/Mlw. Warga Waki Mendapat Pelayanan Kesehatan dari Puskesad

Terpisah Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan, Drh.Hj.Suparmi mengungkapkan Itik Alabio secara intens dikembangkan di Kabupaten Hulu Sungai Utara dan beberapa kabupaten di Kalimantan Selatan.

Kabupaten Hulu Sungai Utara juga telah ditetapkan sebagai wilayah sumber bibit Itik Alabio oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertanian No. 73 Tahun 2013.

“Populasi itik di daerah ini tahun 2019 tercatat sebesar 1.539.215 ekor atau sebesar 31,86% dari populasi itik di Kalimantan Selatan. Dengan produksi telur dan daging itik masing-masing 10.555.936 kg dan 576.009 kg,” ungkap Suparmi kepada wartawan.

Lebih jauh Suparmi menjelaskan , pada 2019 lalu ada ratusan ribu ekor bibit unggas lokal dikembangkan pada 13 ribu rumah tangga miskin penerima bantuan sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Bibit unggas lokal tersebut  adalah itik Alabio mempunyai produktivitas telur lebih tinggi dan paling rendah kolesterol jika dikonsumsi manusia.

“Beragam strategi dan cara sudah kami lakukan dalam rangka upaya pengembangan itik Alabio ,yang kelak tak hanya memenuhi skala daerah namun juga tersebar dan terdistribusi ke seluruh Indonesia,” katanya.

Di sisi lain, pihaknya terus melakukan edukasi ke masyarakat khususnya para peternak. Hal penting  seperti mengingatkan agar tak sembarang untuk melakukan persilangan guna mempertahankan keaslian genetika itik Alabio sebagai bangsa itik khas yang merupakan plasma nutfah asli Indonesia khususnya di daerah perkembangbiakan alaminya di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Dalam riset ilmu pengetahuan, sambung pejabat yang dikenal dekat dengan awak media ini, disebutkan data sidik jari DNA Itik Alabio telah berhasil ditemukan Rini Fajarwati, drh, MVet dari hasil penelitiannya pada Program Studi S3 Sains Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dengan judul disertasi “Strategi Pengembangan Itik Alabio (Anas platyrhynchos Borneo), Berdasar Keragaman Gen CO1 dalam Rangka Pelestarian Berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Selatan”.

Baca Juga:  Janji Manis dan Suap Petaka Perpolitikan 2019

“Disertasi Rini yang baru saja diujikan dan mendapatkan nilai A untuk kelulusan Program Doktor, sangat membantu kami dalam rangka pengembangan itik Alabio lebih jauh kedepannya. Tentunya dukungan penuh semua pihak termasuk Gubernur Kalsel,” tandas Suparmi.

Sokongan pemerintah pusat untuk menjaga dan mengembalikan performance itik Alabio juga telah dilakukan melalui UPT Balai Pembibitan Ternak Unggul di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut. Sehingga untuk itik sudah ada unit khusus dalam pembibitannya dan saat ini tengah dilakukan pengembangan itik Alabio Master.(@tim/sk)

Dibaca 9 kali.

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top