SuaraKalimantan.com – Batulicin. Bupati Tanah Bumbu H Sudian Noor menghadiri peringatan Haul ke 26 KH Mahfuz Amin pendiri Pondok Pesantren Ibnul Amin Pemangkih, di Majelis Ta’lim Al Khairaat Kecamatan Simpang Empat pada Rabu,(12/08/2020) malam.
H.Sudian Noor hadir bersama Ketua TP-PKK Hj.Sadariah dan didampingi Dandim 1022/TNB
Letkol Cpn Rahmat Trianto M.Si.,M. Tr (Han), Camat Simpang Empat Syamsudin.
Peringatan haul diawali dengan pembacaan Maulid Simtudduror kemudian dilanjutkan Tahlil oleh pengasuh Majelis Ta’lim Al Khairaat Habib Husin bin Anis Al Jufri.
Kemudian penyampaian manaqib oleh Guru H Muhammad Rabbani dari Pemangkih sekelumit kisah riwayat teladan tentang sifat dan perjuangan KH Mahfuz Amin semasa hidupnya.
Manaqib/Riwayat hidup Ayahnda KH. Mahfuz Amin dari kumpulan kebaikan dan perjuangan beliau, untuk selanjutnya mudah – mudahan dapat kita teladani kebaikannya, kita jaga apa yang telah ditinggalkannya dan kita teruskan perjuangannya sampai kapan pun, aamiin.
KH. Mahfuz Amin bin Tuan Guru HM. Ramli bin Tuan Guru H. Muhammad Amin adalah putra pertama dari sembilan bersaudara, pasangan Tuan Guru HM. Ramli dan Hj. Sabariah. Beliau dilahirkan di Pamangkih pada malam selasa tanggal 23 rajab 1332 H bertepatan tahun 1914 M di rumah orang tuanya.
Beliau dididik dan dibesarkan di tengah keluarga yang taat dalam beragama, karena orang tuanya merupakan salah satu ulama berpengaruh dan memiliki ilmu yang dalam di masa itu.
Dalam usia 6 tahun, almarhum sudah selesai belajar Al Qur’an tahap pertama, di bawah pengajaran langsung orang tua beliau. Pendidikan formal beliau tempuh setingkat Sekolah Dasar selama tiga tahun di Pamangkih yang kemudian dilanjutkan setingkat selama dua tahun di Desa Banua Kupang.
Selain itu beliau tidak pernah belajar di sekolah formal lainnya. Untuk selanjutnya beliau menempuh pendidikan non formal berupa pengajian agama yang diberikan oleh orang tua beliau sendiri di samping mengikuti pengajian-pengajian yang ada di Desa Pamangkih. Selain itu beliau juga belajar dengan beberapa Tuan Guru yang ada di Desa Negara Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Pada tahun 1938 M, saat berusia 24 tahun beliau berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji dan menimba ilmu di Makkah dengan beberapa guru besar disana, beliau kembali ke kampung halaman untuk berjuang dalam penyebaran ajaran Islam.
Sebagai pendiri Pondok Pesantren Ibnul Amin, beliau dikenal sebagai sosok yang istiqomah dan berani berkorban untuk memajukan Pendidikan Agama Islam.
Dari tangannya kemudian banyak lahir para ulama yang kelak menyebar ke berbagai penjuru serta melanjutkan perjuangannya dalam menyebarkan syiar agama Islam.
Selain pembacaan Manaqib, dalam kesempatan itu juga disampaikan tausiyah agama oleh Guru H Achmad Zaini dari Samarinda.
Ia menekankan tentang pentingnya menetapkan akhirat sebagai tujuan akhir dalam hidup, bukan kekayaan duniawi. Menurutnya dunia bisa menjadi penjembatan untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. (barlis)
Sumber catatan manaqib : Sahabat Edwan Ansari, Barabai