Meriah…!!! Misa Perayaan Malam Natal Di Gereja Katedral Santa Maria Palangka Raya

SUAKA, Palangka Raya – Misa Perayaan Malam Natal yang dilaksanakan di Gereja Katedral Santa Maria Kota Cantik Palangka Raya berlangsung dengan meriah dan penuh hikmad, Selasa (24/12/2019).

Sekitar pukul 05:00 Wib Umat Katolik sudah memadati area Katedral Santa Maria Palangka Raya untuk merayakan Misa Malam Natal. Terpantau oleh awak Media Online SUAKA ribuan Umat Katolik yang berada di Kota Palangka Raya bersukaria merayakan ibadah misa malam natal.

Untuk diketahui, Malam Natal adalah malam sebelum hari kelahiran Yesus, dirayakan pada tanggal 24 Desember oleh gereja Kekristenan Barat.

Salah satu alasan perayaan Malam Natal karena hari liturgi tradisional dimulai sejak matahari terbenam yang merupakan sebuah peninggalan dari tradisi Yahudi. Tradisi ini didasarkan pada kisah penciptaan dalam Kitab Kejadian: “Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.”Dalam tradisi Ritus Timur, hari liturgi ini dimulai dari matahari terbenam hingga matahari terbenam keesokan harinya tradisi memulai perayaan Natal pada malam sebelumnya bertahan di gereja Kekristenan Barat yang telah mengubah awal hari liturgi menjadi tengah malam, misalnya Gereja Katolik Roma.

Menurut tradisi Kristiani, Yesus lahir pada malam hari (Lukas 2:6-8), sehingga pada Malam Natal diadakan Misa Tengah Malam.[10] Pendapat bahwa Yesus lahir pada malam hari tercermin dalam berbagai sebutan untuk Malam Natal, seperti: Malam Kudus, “Heilige Nacht” dalam bahasa Jerman, “Nochebuena” dalam bahasa Spanyol, dan ekspresi serupa mengenai spiritualitas Natal, seperti lagu “Malam Kudus”.

Pastor Patris Pr yang memimpin Ibadah Perayaan Misa Malam Natal tersebut dalam Khotbahnya mengatakan, Natal membawa Rahmat, Berkah dan Natal membawa Damai Sejahtera, karena itu natal yang kita rayakan pada malam hari ini sebagaimana nubuat oleh Nabi dalam perjanjian lama dan dalam bacaan pertama tadi, bahwa tiada lagi ketakutan, tiada lagi keraguan, kerapuhan, tiada lagi penindasan yang ada adalah Suka Cita Sorak Sorai dan hidup dalam pembebasan,”kata Pastor Paroki Katedral Palangka Raya dalam Khotbahnya pada perayaan Misa Malam Natal tersebut.

Baca Juga:  Muswil XI PPP Kalteng Kumpulkan Kader Pilih Kepengurusan 

Lebih lanjut dijelaskan Pastor Paroki dalam Khotbahnya, pembebasan menjadi tanda hidup suka cita pembebasan merupakan suatu tanda damai sejahtera tentang bagaimana damai sejahtera itu menjadi nyata dinyatakan dalam kelahiran Putra Allah Yesus Kristus di Kota Daud di Betlehem. Untuk itulah kita rayakan sebagai tanda kehadiran Allah yang mencintai dan mengasihi semua orang. Kasih Allah itu tidak terbatas, tidak dibatasi oleh penderitaan oleh benci dan dengki oleh iri hati dan segala macamnya.

“Ia menebus semuanya itu membuat kita mengubah semua cara cara yang kejam yang menindas martabat seorang manusia dengan di Anugerahi Rahmat Suka Cita,”tambah Pastor Paroki dengan tegas.

Ini adalah malam bahagia, malam suka cita dimana kita menyatakan diri mau terlibat dan mengambil bagian dalam kehidupan Allah yang menjadi manusia.

“Dan dengan hidup baru yang dibaharui dengan kelahiran Kristus yaitu Hiduplah Bersahabat Dengan Semua Orang,”tutup Pastor Paroki Katedral Santa Maria diakhir Khotbahnya.

Sepulangnya Umat Katolik yang beribadah di Gereja Katedral Santa Maria Palangka Raya itu dibuat kagum oleh panorama pemandangan Pohon Natal yang menghiasi area sekitar Gereja yang tertata dengan sangat rapi dan anggun. Para pemuda dan Pemudipun tak mau melewatkan momen untuk menangabadikan diri mereka melalui sebuah foto. #SUAKA

Penulis : Antonius Sepriyono

Dibaca 449 kali.

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top