BANJARBARU, Suarakalimantan.com – Warung Najma 18 merupakan salah satu tempat penjual nasi kuning yang terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani Kilometer 23.5, RT. 006 RW. 002 Kelurahan Landasan Ulin Tengah, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Dengan letak yang cukup strategis dan berada di Jalan Protokol, berjarak 23 kilometer dari Banjarmasin Ibukota Propinsi Kalimantan Selatan, 2 kilometer dari Bandara Syamsuddin Noor serta 13 kilometer dari pusat kota Banjarbaru, berdekatan dengan di Pintu Gerbang Utama Masuk, Samping Pondok Pesantren Al Falah Putera, Banjarbaru.
Warung ini setiap harinya selalu ramai oleh pengunjung karena tempat kuliner ini juga menjadi favorit bagi pelanggan.
Nasi kuning di tempat ini disajikan dengan lauknya, sedangkan pilihan lauk pauknya pun bermacam-macam, ada telur, ayam, hati, ikan gabus, dan lain-lain.
Pemilik Warung Najma 18, Noor Jannah menyambut awak media yang datang ke warungnya, Saat berkunjung ke wilayah Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru, Warung Najma 18 menjadi salah satu destinasi kuliner yang bisa dibilang wajib untuk dikunjungi.
Tempat makan yang satu ini memang selalu ramai dikunjungi masyarakat, suasana warung yang bernuansa dengan masakan khas banjar yang tersedia selain nasi kuning, ada juga lontong dan ketupat sehingga menjadi alasan pengunjung untuk mendatangi warung ini.
Sejumlah orang tua santri yang menengok anaknya ke Ponpes Al Falah Banjarbaru maupun kalangan mahasiswa/i yang berdekatan kampusnya dan diketahui pernah mampir untuk sekedar mengisi perut mereka saat sarapan pagi di tempat makan ini.
Tak jarang, pengunjung harus antri terlebih dahulu untuk dapat menikmati kuliner tersebut, Kualitas dan orisinalitas menjadi kunci penting dari sebuah usaha, apalagi di bidang kuliner. Rasa menjadi poin utama yang mesti mendapat perhatian. Hal ini juga dipahami pemilik Warung Najma 18, Noor Jannah.
“Setiap hari saya mencicipi masakan yang ada, untuk memastikan rasanya sesuai,” kata perempuan yang akrab disapa Jannah ini.
“Kebersihan tempat juga harus dijaga, agar pengunjung nyaman saat bersantap dan menikmati suasana di warungnya,” ucapnya.
“Perkembangan dunia kuliner yang ada sekarang, khususnya di Kalimantan Selatan, Kami tetap seperti ini saja, kan ini juga salah satu budaya khas daerah banjar yang harus dijaga,” kata dia.
Menurut Noor Jannah, usaha ini ia awali dengan niat untuk bisa berguna bagi orang lain, selain juga untuk menyambung hidup, jelasnya.
“Saya hanya ingin berguna buat orang banyak. Sejak awal sudah saya niatkan usaha ini dengan kata ikhlas,” ujar Jannah, saat berbincang dengan awak media di warung, tempat usahanya, Minggu (18/8/2019).
“Awal usaha saya yang sebenarnya adalah ingin menghadirkan satu makanan yang bisa dinikmati saat sarapan pagi namun tetap membawa ciri khas dari Kota Banjar,” ujarnya.
Ia pun tak hanya sekadar ingin meraup untung tetapi juga ingin mengembangkan dan memajukan usaha kuliner lokal dengan menghadirkan konsep yang kekinian, terangnya.
Buka dari pukul 07.00 hingga 10.00 WITA pagi, warungnya setiap hari bisa menjual puluhan porsi menu sarapan.
“Kalau weekend seperti Sabtu dan Minggu atau hari libur, bahkan bisa menjual hampir 100 porsi makanan,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, makanan yang ditawarkan benar-benar terjamin kualitasnya dan tidak menggunakan penyedap makanan sehingga sangat aman dikonsumsi.
Selain warung nasi, Ibu dari 2 orang anak ini juga berdagang peralatan ibadah untuk keperluan para santri yang bermukim disana seperti peci, sarung, minyak wangi, sajadah dan lainnya, buka dari pukul 07.00 pagi hingga 21.00 WITA malam, pungkasnya. (Red).