RANTAU – Bupati Tapin HM Arifin Arpan angkat pesona gebyar budaya Kalimantan ke seluruh penjuru  melalui pergelaran Tapin Art Festival 2019 di Rantau Baru. Jum’at (2/8) hingga Minggu (4/8).
Tapin Art Festival 2019 dimeriahkan acara penampilan Uyao Moris dengan alat sape’, Abib Igal Dance Project, Sanggar Sirang Bastari Tapin, Sanggar Ading Bastari Barikin.Selain itu, Pawai Budaya Kalimantan, Parade Tari Kalimantan, Tapin Fashion Karnaval, Bazar UMKM dan Komunitas,
Peresmian Tapin Art Festival 2019 ditandai Instrumen musik tradisional khas adat Kalimantan  di pegunungan meratus bergelar musik kurung-kurung yang biasa dimainkan saat musim panen atau menyambut tamu kehormatan datang di Balai Adat Meratus Pipitak Jaya Piani Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan.
HM Arifin Arpan menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada semua pihak terutama pihak perusahaan yang berpartisipasi, “karena kami inginkan pengunjung yang hadir merasa nyaman dan bisa mengenali potensi objek wisata alam di daerah ini seperti Goa Batu Hapu dan Goa Beramban dan juga mengenali budaya di daerah kita,”katanya.
Instuisi berdecak kagum selami lantunan musik  decibels suara musik tradisi dayak yang menghanyutkan dalam pergelaran Tapin Art Festival 2019 pada 2-4 Agustus dengan harapan daerah dapat menjadi tempat persatuan seni budaya lokal di Kalimantan.
Gebyar Pesona Budaya Kalimantan menghadirkan Uyau Moris seorang seniman budaya asal Kalimantan Barat yang pandai memainkan alat musik tradisi dayak bernama Sape’ yang terbuat dari kayu asli dibuat benar-benar menjadi alat musik tradisional. Alat musik tradisi dayak ini aslinya hanya 3 sampai 4 senar, namun dengan potensi intuisi Uyau mampu memodifikasi nya menjadi 7 senar hingga tercipta banyak karya-karya Uyau Moris viral didunia dan dapat dilihat di YouTube Uyau Moris dengan alat musik Sape’ nya.
“Saya sangat senang sekali datang ke Tapin untuk tampil di acara budaya ini, “katanya singkat kepada suarakalimantan.com
Reporter Nasrullah