SUAKA PARINGIN. Tim Ekspedisi Meratus yang terdiri atas Kebun Raya Banua, Balai Penelitian Kehutanan Kementerian LHK, dan Pena Hijau, menemukan puluhan jenis tanaman buah lokal, obat-obatan, dan anggrek langka di hutan lereng Pegunungan Meratus, Desa Marajai dan Desa Tinggar, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Propinsi Kalimantan Selatan.
Riani, Staf Peneliti dari Kebun Raya Banua, Jumat (23/2), mengungkapkan dua hari pertama ekspedisi dan eksplorasi, tim berhasil menemukan dan menandai 32 jenis tanaman buah-buahan, obat-obatan, anggrek, dan kayu-kayuan. Spesimen ini terdiri atas 127 pohon anakan dan individu, serta 230 pohon indukan. “Sebagian merupakan flora langka dan belum dikoleksi Kebun Raya Banua,” ujarnya.
Ketua Tim Ekspedisi Meratus 2018, Saefudin mengatakan pihaknya masih melakukan eksplorasi di kawasan hutan puncak Meratus yang disebut Padang Jelamu. Wilayah ini belum banyak dimasuki orang dengan waktu tempuh setengah hari berjalan kaki dari desa terakhir. “Sebagian kawasan hutan tersebut masih perawan dan kita berharap akan menjumpai flora yang lebih beragam,” tuturnya.
Selain kawasan Pegunungan Meratus di wilayah Kabupaten Balangan, tim ekspedisi yang dibantu pemandu lokal dan tim Dinas Lingkungan Hidup kabupaten, juga berencana melakukan eksplorasi di wilayah Kabupaten Tabalong.
Kawasan Pegunungan Meratus membentang di sembilan kabupaten se-Kalsel. Hutan Pegunungan Meratus memang dikenal memiliki keanekaragaman hayati melimpah. Banyak tanaman buah lokal khas meratus yang tidak ada di daerah lain, seperti Kapul, Kusit, Limpatu, Kulidang, Kasai, Marawin, Karantungan, beberapa jenis Durian, dan buah lainnya.
Ada juga jenis tumbuhan kayu-kayuan yang mulai langka seperti Ulin, Damar, Keruing, Meranti, dan sebagainya. Adapula jenis bunga anggrek yang tumbuh di batu (Litofit), tumbuh di tanah (Terestia), dan yang menempel di pohon (Epifit), serta bebungaan lainnya. “Salah satu yang dilakukan tim adalah mencatat sampel tanaman buah, obat, dan kayu-kayuan di Pegunungan Meratus dan sebagian untuk menambah koleksi Kebun Raya Banua serta penelitian lanjutan,” ujarnya.
Adapun anggota Pena Hijau Indonesia, Andy Oktaviani, mengatakan selama satu minggu, tim Ekspedisi Meratus menjelajahi Pegunungan Meratus Desa Marajai dan Desa Padang Jelamu, Kecamatan Halong, Balangan. “Kondisi cuaca berupa hujan deras membuat kegiatan eksplorasi beberapa kali harus terhenti karena beratnya medan di lapangan seperti sungai yang meluap dan jalur pendakian licin,” kata Andy.
Dibangun sejak 2012, Kebun Raya Banua Kalsel terbentang di lahan seluas sekitar 100 hektare di kawasan perkantoran Pemprov Kalsel, Kota Banjarbaru. Kebun Raya Banua telah memiliki berbagai koleksi aneka flora khas Kalimantan. Jumlah tanaman di Kebun Raya Banua untuk pembibitan 8.000 spesimen, koleksi tertanam 1.299 spesimen dari 231 jenis penghijau, ditambah ornamen 3.510 spesimen dari 46 jenis, dan sekitar 300 spesimen anggrek, beberapa diantaranya merupakan tanaman berkhasiat obat. (TIM)