Nur Aina Aulia dan Muhammad Adriannoor Perlu Uluran Tangan Para Dermawan Guna Pengobatan Kedua Matanya

SUAKA – PELAIHARI. Miris rasanya melihat seorang anak berusia 8 tahun, bernama Nur Aina Aulia yang merupakan putri pasangan bapak Suryadi dan ibu Nisa ini harus menanggung beban penderitaan hidupnya, dikarenakan dia mengidap penyakit kebutaan di kedua belah matanya.

Anak balita yang tinggal di Desa Ujung Baru, Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan ini, hidup di kalangan keluarga miskin dan tidak mampu. Apalagi sekarang Nur Aina Aulia ini sudah ditinggalkan pergi (meninggal dunia) oleh ayah kandungnya sendiri. Rumah yang dijadikan tempat tinggalnyapun hanya terbuat dari papan susun sirih, membuat kondisi keluarga itu semakin memprihatinkan.

Menurut Badruddin salah satu karabat dekat Nur Aina Aulia, bahwa anak tersebut sudah menderita kebutaan itu sejak di lahirkan. “Kasian sekali Aulia, dibawa ke rumah sakit, dokter bilang kedua matanya harus di operasi, mana ada biayanya,” paparnya kepada wartawan suarakalimantan.com, Kamis (23/11).

Selanjutnya Badruddin memaparkan, Nur Aina Aulia ini memiliki seorang adik berumur 4 tahun, dan ayah kandung Aulia itu, 4 bulan sejak ibunya (Nisa) melahirkan adiknya ternyata meninggal dunia, di karenakan sakit, ujarnya.

Dari itu, lanjut Badruddin mengharapkan, seyogyanya para dermawan bersedia mengulurkan tangannya untuk pengobatan anak sekecil itu. Karena menurutnya, semasa kecil anak seperti Aulia ini perlu belaian kasih sayang dan jarus mendapatkan masa bermain yang cukup. Namun apalah daya kedua matanya tidak bisa melihat sama sekali.

Bukan hanya itu, Badruddin juga mencoba menggugah hati para dermawan yang ingin menyalurkan bantuan untuk pengobatan kedua mata Nur Aina Aulia. “Mungkin ada pihak yang mau membantu penanggulangan penyakitnya” harap Badruddin.

Nisa, yang merupakan ibu kandung dari Nur Aina Aulia juga mengungkapkan, pengobatan anak kandungnya ini pernah di lakukan, namun tidak berkelanjutan dan tidak maksimal karena tak ada biaya yang cukup. Akhirnya, Aulia hanya dirawat di rumah sendiri, papar Nisa kepada wartawan suarakalimantan.com, Kamis (23/11).

Baca Juga:  Bank Kalsel Bagikan Paket Sembako dan Masker Gratis kepada JOIN Kalsel

Selanjutnya, Nisa mengatakan, selama ini pengobatan anaknya harus ditanggung sendiri, karena tak ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, “Pengobatan saya tanggung sendiri selama ini pak, Karena saya tidak punya kartu BPJS. Mau ikut BPJS, aku tidak mampu membayarnya perbulan,” ujar Nisa memaparkan kepada wartawan.

“Dulu Pemerintah Kabupaten Tanah Laut pernah menjanjikan pembuatan BPJS, namun hingga kini tak ada kejelasannya. Janji itu hanya di ucapkan saja, sampai sekarang saya tidak memilikinya. Padahal saat itu kartu tersebut benar-benar diperlukan. Apalagi melihat kondisinya saat itu sudah cukup parah dan perlu pengobatan yang maksimal, namun apa di kata, kami tidak mampu,” ucapnya ibu kandung Nur Aina Aulia lirih kepada wartawan suarakalimantan.com.

Senada dengan Badruddin, ibu kandung Nur Aina Aulia pun berharap ada uluran tangan dermawan yang mau membantu biaya pengobatan anaknya. Sementara, sejumlah warga yang peduli memberikan bantuan ala kadarnya kepada keluarga kurang mampu ini. Bantuan berupa makanan, sembako, dan sejumlah uang. Namun, hal itu belum mencukupi untuk biaya pengobatan anaknya. “Untuk bantuan para dermawan bisa aja mendatangi rumah kami atau ke nomor HP saya sendiri 085350840084 atau juga bisa ke alamat redaksi suarakalimantan.com di Banjarmasin,” papar Nisa berujar dalam akhir pembicaraannya.

Di lain tempat juga, yakni di Desa Gudang Hirang Jalan Martapura Lama Km. 11,500 RT. 04 Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan, juga terbaring seorang anak laki-laki bernama Muhammad Adriannoor dengan usia sekitar 8,5 tahun.

Putra pertama pasangan Hadi Darwis dan Emma Ratna Dewi ini menderita penyakit kebutaan kedua matanya dan kelumpuhan badannya di saat dia berusia 1 tahun, “Waktu usia anakku 1 tahun, dia kena penyakit stip panas mendadak, dari situ langsung kami bawa ke Rumah Sakit Islam Islam Banjarmasin, oleh dokter yang merawatnya di haruslah operasi caesar,” tutur Hadi Darwis orang tua dari Muhammad Adriannoor kepada wartawan suarakalimantan.com, (23/11).

Baca Juga:  Harga Tanah Naik, Dampak Wacana Palangkara Raya Ibukota Negara

Selanjutnya, Hadi memaparkan, dikarenakan dana untuk operasi tidak dimilikinya, maka dengan terpaksa anaknya Muhammad Adriannoor tersebut di bawa pulang kerumah tinggalnya.

Senada dengan Nisa, orang tua dari Nur Aina Aulia, orang tua Muhammad Adriannoor mengharap Kan bantuan para dermawan yang berkenan dapat membantu pengobatan anaknya, sehingga anaknya bisa beraktivitas seperti anak-anak yang seusia dia. “ini No. HP saya 085386692766,” harap Hadi Darwis, berucap dengan nada lirih kepada wartawan suarakalimantan.com.

Jurnalis : Anang Tony (Suanang Anton)
Redaktur : Kastalani Ideris
Editorial : Gusti Rizali Noor

Dibaca 83 kali.

Tinggalkan Balasan

Scroll to Top