SUAKA – BANJARMASIN. Ingatkah anda sebuah Rumah makan khas Banjar, yakni Rumah Makan “Lontong Orari”. Rumah makan ini terletak Jalan simpang Sungai Mesa, Seberang Mesjid, Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan tidak jauh dari Mushola Abu Bakar tepatnya dari simpang 4 Sungai Mesa jalan Seberang Masjid atau yang dikenal dengan daerah Kampung Melayu Darat masuk arah ke sungai Martapura sekitar 20 meter.
Dari itu jika anda yang bertandang ke Rumah Makan “Lontong Orari” jangan terkejut membayarnya, karena rumah makan dengan hidangan khas Banjar ini ternyata semakin populer malahan harganya pun makin diduga semakin melambung jauh melebihi harga pasaran rumah makan di Banjarmasin. Kalau kebanyakan harga lontong per porsi sama minumnya di Banjarmasin kisaran Rp10ribu – Rp20ribu. Namun di lontong orari per porsinya diatas Rp50ribu.
Berawal dari curahan hati seorang penggemar media sosial, Deny namanya, dalam media sosial (medsos) khususnya di facebook dan beredar di jejaring whatsApp (WA) sehingga hal tersebut menjadi viral Deny memaparkan keluhannya. Sorotan warganet pun mengarah ke Rumah Makan Lontong Orari yang populer sejak 10 tahun ini di Banjarmasin.
Di sebuah testimoninya, warga Banjarmasin ini datang ke rumah makan yang terletak di Jalan Simpang Sungai Mesa (Jalan Pahlawan) daerah Kampung Melayu Darat, bersama kliennya dari Jakarta. Nah, ketika menikmati menu lontong sayur khas Banjar yang terkenal, Deny mengaku harus membayar Rp 129 ribu untuk makan berdua.
Namun, ada bisikan dari karyawan RM Lontong Orari agar tak membayar ke kasir, karena akan dikenai pajak. Nah, itu cerita malam pertama, kalau berlanjut ke malam kedua dengan tiga temannya. Begitu hendak meminta struk pembayaran ke kasir, ternyata hanya dibuatkan nota untuk membayar makan, minum dan lainnya bertotal Rp 161 ribu.
Rupanya, rasa lontong ini membuat Deny dan klien bersama bosnya dari Jakarta, datang lagi. Begitu makan dengan 4 porsi, satu porsi lontong full dan 3 orang lainnya cuma setengah porsinya. Alangkah terkejutnya, begitu membyar seharga Rp 350 ribu. Namun, dari versi Deny dalam testomi dalam hitungannya hanya seharga Rp 164 ribu plus PPN 10 persen, sudah sepatutnya harga yang dibayar adalah Rp 164 ribu plus Rp 16 ribu. Curhat Deny ini pun mendadak viral di medsos, karena ulah karyawan Lontong Orari yang nakal itu.
Rupanya, seusai dipanggil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, pengelola Lontong Orari langsung ‘banting’ harga. Jika sebelumnya harga lontong komplit Rp 60 ribu, di harga yang baru dipotong Rp 8 ribu menjadi Rp 52 ribu. Begitupula, lontong double ikan haruan (gabus) dari sebelumnya Rp 60 ribu, turun menjadi Rp 50 ribu. Dan begitu pula menu-menu lainnya yang menjadi andalan Lontong Orari.
Setelah berdiskusi dengan Pak Jimie Mokhmad (Kabid Pengembangan Pariwisata Disbudpar Banjarmasin) dan saran teman-teman, kami sudah siapkan daftar harga menu RM Lontong Orari,” kata Novianta kepada wartawan, Rabu (4/10/2017) malam.
Dia menjamin menu 8 porsi besar yang menjadi ciri khas Lontong Orari tetap disajikan, meski harganya terbilang mahal. “Jadi, ada harga baru yang telah kami turunkan dari harga terdahulu. Semoga berkena di hati dan dompet teman-teman semua,” ucap Novianta.