Nenek : Ulun belum di apa-apai lagi pambakal ae…
SuaraKalimantan.com, Amuntai. Hebohnya pemberitaan di media sosial (medsos) tentang pernikahan pemuda 37 tahun warga Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar dengan seorang nenek berusia 75 tahun warga Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, ternyata diketahui nenek bernama Wania dengan panggilan akrab nenek Irus tersebut hanya berprofesi sebagai tukang pijat keliling dan dipinang oleh pasien pengguna jasanya sendiri yang saat ini menjadi suaminya.
Mempelai wanita ini yang kerap disapa warga nenek Irus, mendadak menjadi buah bibir, bukan hanya di daerah asalnya Amuntai, kini berita pernikahannya dengan lelaki muda asal warga Gambut Kabupaten Banjar bernama Nahwani ini sudah menjadi buah bibir dikalangan masyarakat Kalimantan Selatan bahkan berbagai media secara nasional sudah ramai mempublikasikannya.
Layaknya pengantin baru yang hatinya berbunga-bunga, bak dunia ini milik mereka berdua, di pagi ini (21/8), Nenek Irus bersama suaminya berjalan kaki ke warung di desanya. Selain untuk berbelanja kebutuhan masak memasak, dia juga memproklamirkan kepada warga desa tentang kabar dirinya menikah lagi. “Saya ingin mengabarkan, bahwa sudah tidak janda lagi dan sudah dinikahinya (seraya menunjuk ke Nahrawi suaminya),” kata Nenek Irus.
Romatisnya pasangan beda usia cukup jauh itu saat berjalan bersama, membuat banyak orang yang melihatnya tertawa dan juga terheran-heran mengapa Nahwani mau meminang sang Nenek. Jika berbicara kekayaan, sang nenek hanya tinggal di dalam sebuah gubuk kecil beratapkan daun rumbia dan berdinding papan lapuk. “Sejujurnya saya ini cari istri serius. Tidak untuk main-main. Buktinya saya menikahi Wania (red nenek irus), walau dia jauh tuaan dari saya” kata Nahwani.
Warga yang iseng juga cukup penasaran seputar pengalaman malam pertama. Juga seorang Kepala Desa sempat iseng bertanya seputar malam pertamanya. Dengan tersipu malu, Nenek Irus mengaku belum disentuh oleh sang suami. “Ulun belum di apa-apai lagi pambakal ae,” kata nenek menjawab pertanyaan menggelitik sang Kades ketika bertemu dijalan.
Lalu bagaimana cerita pertemuan kedua insan belainan jenis ini? Nahwani bercerita meski sedikit terbata-bata. Dia berjumpa dengan sang Nenek Irus disaat menjadi pasien jasa pijat sang nenek. “Saat diurut saat itu, saya bilang bahwa saya mau cari istri. Entah kenapa nenek merespons dengan kata ‘Mun lawan ulun kawa ae jua’ (kalau dengan saya bisa juga),” kata pemuda asal Kecamatan Gambut tersebut.
Merasa yakin dengan niat tersebut, Nahwani pun memberanikan diri mendatangi Mulkani, calon kakak iparanya itu. Bak gayung bersambut, Mulkani melihat keseriusan Nahwani. “Malam Kamis (16/8) tadi, sebenarnya jadwal pernikahan, namun saya masih berada di Kabupaten Tabalong, jadi batal. Dan baru Minggu malam tadi (20/8) niatan saya menikahkan Wania terlaksana,” kata Mulkani yang juga tinggal bersama sanak saudaranya di Desa Rantauan itu.
Nenek Irus sendiri mengaku kembali punya hasrat untuk menikah kembali setelah ditinggal pergi suaminya dua tahun lalu. “Jadi ada yang mau dan direstui kakak, ya dijalani saja lagi. Nenek juga sudah tuha,” katanya. Dia mengaku tidak menyangka banyak warga khususnya anak muda yang menyaksikan acara ijab nikahnya Minggu tadi. (TIM)