suarakalimantan.com – Samarinda. Walaupun anggaran Pilgub Kaltim akhirnya disepakati, KPU dapat jatah Rp 310 Miliar, namun sejumlah bakal calon gubernur yang siap maju pada Pilgub Kaltim 2018 yang memiliki pengalaman maju di Pilkada Bupati/Walikota. Seperti Bupati PPU Yusran Aspar, Bupati Kukar Rita Widyasari, mantan Bupati Kutim Isran Noor, Walikota Samarinda Syaharie Jaang, dan Hadi Mulyadi yang pernah menjadi Cawagub Kaltim 2013 harus tetap membiayai politiknya.
Sementara Rusmadi Wongso pernah menjadi bagian Tim Sukses Awang Faroek Ishak (AFI) 2008-2013 dan 2013-2018. Para kandidat menyadari, modal mengikuti pertarungan merebut kursi KT 1 perlu menyiapkan amunisi (biaya politik).
Jika modal tidak siap, pertarungan tidak akan menjadi sengit. Dan bagi kandidat yang tidak total mempersiapkan diri, maka harus menerima kekalahan dengan sia-sia.
Namun biaya politik atau istilah mahar untuk parpol bakal cagub Yusran Aspar tidak ada. Yusran yang memiliki pengalaman dua kali mengikuti pilkada di PPU menyatakan, tidak ada istilah uang mahar politik. “Ahh.. nggak ada (uang mahar politik),” jawab Yusran usai mendaftar ke DPD Partai Hanura Kaltim, Jalan Cempedak, Senin (31/7) pekan lalu didampingi sekretarisnya Sutrisno Thoha dan Ketua DPD Partai Hanura Kaltim.
Meski demikian, Yusran tak membantah, bahwa biaya politik pasti ada. “Kalau cost politik itu pastilah. Untuk biaya operasional, tim survei, itu pastikan,” jawab Yusran. Informasi yang didapatkan, saat mendaftar ke Partai Hanura Kaltim, menyetorkan biaya survei sebesar Rp 75 juta.
Ditanya berapa biaya politik saat maju Pilkada Bupati PPU mengaku lupa jumlah dana yang digelontorkan. “Saya tidak menghitung. Mengalir saja, banyak habis, sedikit juga habis. Jadi tidak saya hitung,” katanya.
Bagaimana dengan cost politik untuk Pilgub Kaltim. Lagi-lagi Yusran mengatakan, mengalir saja. “Saya tidak menyiapkan, saya jalan saja seperti air mengalir. Insya Allah rejeki tidak kemana,” tuturnya.
Terpisah, bakal cagub Kaltim Isran Noor saat dikonfirmasi soal biaya politik tidak menampik. Isran menyatakan, untuk mencalonkan diri di Pilgub Kaltim 2018 perlu menyiapkan modal.
“Insya Allah, saya tidak berjanji mana yang berpeluang. Tapi ada perahu (partai) yang bersedia mengusung, itu saja,” kata mantan Bupati Kutim saat dihubungi Tribun sedang berada di Jakarta, Sabtu (5/8) malam. “Saya tidak etis kalau mengatakan partainya,” lanjutnya.
Isran pun membenarkan, setiap kandidat memiliki modal finansial. “Pasti itu, dan tidak mungkin tidak. Setuju, saya setuju itu,” tegasnya.
Untuk cost politik Pilgub Kaltim 2018, Isran telah menyiapkan modal secukupnya. Ia enggan menyebutkan nominalnya. “Ya relatif, secukupnya. Berapapun (biayanya) kalau saya sebut itukan relatif. Karena kebutuhan saya dengan orang lain (cagub) kan beda,” kata Isran. (TIM)