Seseorang berbuat zalim didunia adalah mereka berjalan menuju kegelapan di akhirat kelak dan mereka yang berbuat zalim tersebut akan mendapatkan kebangkrutan di akhirat kelak.
Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW seperti yang diriwayatkan oleh Imam Tarmizi…. menanyakan kepada para sahabat, ”Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut (pailit) di antara umatku?”
Sahabat Nabi menjawab, ”Orang yang tidak punya kesenangan dan uang.”
Kemudian Nabi menerangkan, ”Orang yang bangkrut di antara umatku ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa shalat, zakat, puasa, dan haji, tetapi ia juga datang dengan membawa daftar kezalimannya.
Ia mengecam, memaki, membenci, ingin menghancurkan seseorang dan menuduh di sana-sini, bahkan mengambil harta benda orang lain, menyakiti hati dan memukul orang. Kemudian ia harus membayar orang yang dizaliminya itu dengan amal kebaikannya.
Bila kebaikannya sudah habis, padahal ia belum membayar lunas mereka, diambilkan nya kesalahan orang yang dizaliminya dan diberikan kepadanya. Kemudian ia pun dilemparkan ke dalam neraka.”
Hadist di atas mengingatkan kita agar selalu berhati-hati jangan sampai menyakiti perasaan seseorang dan menzalimi hamba-hamba Allah.
Biasanya orang yang berbuat zalim terhadap seseorang tidak akan pernah merasa puas apabila dia tidak bisa benar-benar menghinakan bahkan mengalahkan (menghancurkan) seseorang yang dizaliminya. Berbagai macam di lalui hanya untuk mencapai hasrat busuknya.
Karena dampaknya yang begitu besar, berakibat seluruh amal ibadah kita selama di dunia akan hilang hanya untuk membayar orang yang kita zalimi, dan di akhirat kita menjadi manusia yang sangat merugi.
Oleh karenanya kita sebagai makhluk Allah SWT jangan sampai berbuat zalim, perbuatan zalim tersebut sama halnya juga dengan memutuskan hubungan silaturahmi.
Sebagai makhluk sosial, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Ia harus bisa berinteraksi dengan orang lain. Di antara bentuk interaksi yang diatur dalam agama ini adalah silaturahmi.
Rasulullah SAW sangat mengutuk umat muslim memutuskan hubungan silaturahmi, apalagi sampai berbuat zalim terhadap sesama. Karena tidak akan masuk surga seseorang yang memutus silaturrahmi, apalagi sampai berbuat zalim terhadap seorang hamba.
Pada awalnya merasa iri hati dirajut dengan dengki dan akhirnya berkeinginan ingin menghancurkan seseorang hamba tersebut dengan berbagai macam cara, nah itulah yang disebut dengan perbuatan zalim.
Rasulullah SAW menegaskan : “Tidak ada dosa yang patut dipercepat siksanya di dunia oleh Allah SWT kepada pelakunya, selain itu ia kelak mendapatkan siksa diakhirat, daripada dosa kezaliman dan memutus tali kekerabatan,” (HR Tarmizi).
Semoga Allah SWT menghindarkan diri saya sendiri dan kita semua dari berbuat zalim terhadap sesama hamba Allah. Karena apapun alasannya, seseorang yang merugi di akhirat kelak ialah seseorang yang biasa zalim dengan sesama manusia di saat di dunia.
Penulis : Aspihani bin Ideris Assegaf